THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

♥☻♥ WELCOME TO ♥☻♥

Selasa, 22 Desember 2015

Singkatnya Jadi kita (Bag. 3)


"3 Hari 2 Malam, Dimana aku, kamu, dia, mereka, menjadi Kita, bahu membahu menjadi keluarga"

...

Hari yang tak ku tunggu, hari Senin pun datang, pagi aku bergegas menyiapkan sarapan pagi, cuaca yang sejuk oleh hujan gerimis menjadi cuaca pagi terakhir di puncak bersama teman teman. Hari ini menu Sup dengan lagi lagi bumbu seadanya, selagi aku memasak sup kulihat beberapa kesibukan teman temanku di pagi terakhir di villa ini, beberapa orang bermain kartu, beberapa orang sibuk dengan gadgetnya, dan seperti pagi kemarin, Mega masih terlelap dengan damainya. Aku dibantu Asma, Ule, Taul, Amanah, dan Syifa menyiapkan makanan. Setelah Sup selesai, aku masuk kembali ke kamar dan menitar beberapa lagu bersama Aurel dan menyanyikannya bersama.

Makanan pun siap, semuanya berkumpul untuk sarapan. Beberapa orang menghentikan kegiatannya untuk makan. Aku senang melihat mereka makan dengan baik. Setelah selesai makan, kami kedatangan orang tua Nuke, dan setelah itu kami bergegas untuk persiapan pulang. Satu persatu koper dan tas diletakan di ruang tamu, tanda kesiapan untuk pulang. Sekiranya jam 12 semua sudah siap untuk pulang, setelah sholat dzuhur kamipun pulang. Sebelum pulang sesi foto fotopun diadakan sekitar 10menit. 

Semua bergegas masuk bis dan duduk di seat masing masing. Perjalanan pulangpun dimulai. Kabut kelabu nenemani perjalanan kami turun dari puncak, hawa sejuk membuat hati sejuk pula. Diperjalanan menuju tempat Oleh-Oleh beberapa aktivitas dalam bis terjadi, diantaranya adalah dengar musik dan tidur. Aku memperhatikan teman temanku sejenak, kulihat Asma yang tidur dengan earphone ditelinganya, Meina dan Siti yang mendengarkan lagu, Keke dan Yulia yang sibuk dengan gadget, Nuke dan Aurel yang sedang fokus dengan gadgetnya pula.  Senda dan Tazkia yang sedang tidur, Olip dan Mega yang juga tidur, Amanah yang melihat keluar kaca, Syifa yang sedang buka aplikasi Snapchat, Tika yang melihat keluar kaca pula, Fachri dan Ojan yang tidur, Ule dan Patria yang saling bersandar, Taul yang tidur bersandar Fajri, dan Sofyan yang masih terbangun diantara orang sekitarnya yang sedang tidur. Dan aku yang memperhatikan mereka.

Sesampainya di Toko Oleh-Oleh, didekat taman wisata Matahari, beberapa orang stay di bis, dan beberapa berhamburan keluar. Aku, Asma, Syifa dan Tika bergegas ke toilet, seusainya aku dan Asma mencari Oleh-Oleh, sedangkan Syifa dan Tika membeli air di supermarket dekat sana. Setelah pembelian Oleh-Oleh dilakukan, kami bergegas kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan pulang.

Di bis, celotehan pun keluar dari mulut ke mulut, dan lawakan pengundang tawa yang tak henti di keluarkan, sampai bis seberang yang menjadi tumbal tawa bagi kami. Setelah suasana kembali tenang, kegaduhan singkat muncul, seorang temanku Fajri sepertinya masuk angin. Taul, Asma, Ule, Syifa dan Patria membantunya melewati masa sulit masuk angin, yaitu muntah. Setelah insiden Fajri, Asma pergi dari seat sebelahku, dan aku duduk seorang diri.

Aku terbangun oleh bau rokok Pak Supir yang sangat ingin membuatku muntah, aku melihat hilangnya Asma dan kulihat ia sedang tidur depan. Akupun kembali tidur. Dan ternyata, bau rokok itu juga membangunkan Asma, ia pindah seat belakang dan menemaniku sebentar, sebelum akhirnya ia berjalan jalan lagi.
Rombongan kami sampai pada pukul 6, tepat pada saat adzan maghrib, kupandang langit. Langit ini yang menjadi saksi bisu kenangan indahku bersama teman temanku 3 hari 2 malam ini.

3 Hari 2 Malam, Dimana aku, kamu, dia, mereka, menjadi Kita, bahu membahu menjadi keluarga, suka duka canda tawa yang sangat berarti setiap detiknya, kekeluargaan yang sesungguhnya tanpa memandang derajat sekolah, pintar atau tidaknya seorang teman persis seperti keluarga yang tidak membutuhkan status itu. sebuah kenangan putih abu yang sangat membekas sebagai kenangan indah, kenangan yang tak akan pernah terulang dua kali, perjalanan singkat yang menjadikan kita, KITA yang sesungguhnya, yang kuharap takan bisa kita lupakan, jangan pernah kita lupakan. Karena memang, kenangan itu tak mungkin terulang.

2 komentar:

  1. Wekekekekek firr bakat jadi penulis, jadi terharu yg "aku, kamu, dia, mereka, menjadi kita, bahu membahu menjadi KELUARGA" amiiin ya rabb
    -asma

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...