THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

♥☻♥ WELCOME TO ♥☻♥

Selasa, 22 Desember 2015

Singkatnya Jadi kita (Bag. 3)


"3 Hari 2 Malam, Dimana aku, kamu, dia, mereka, menjadi Kita, bahu membahu menjadi keluarga"

...

Hari yang tak ku tunggu, hari Senin pun datang, pagi aku bergegas menyiapkan sarapan pagi, cuaca yang sejuk oleh hujan gerimis menjadi cuaca pagi terakhir di puncak bersama teman teman. Hari ini menu Sup dengan lagi lagi bumbu seadanya, selagi aku memasak sup kulihat beberapa kesibukan teman temanku di pagi terakhir di villa ini, beberapa orang bermain kartu, beberapa orang sibuk dengan gadgetnya, dan seperti pagi kemarin, Mega masih terlelap dengan damainya. Aku dibantu Asma, Ule, Taul, Amanah, dan Syifa menyiapkan makanan. Setelah Sup selesai, aku masuk kembali ke kamar dan menitar beberapa lagu bersama Aurel dan menyanyikannya bersama.

Makanan pun siap, semuanya berkumpul untuk sarapan. Beberapa orang menghentikan kegiatannya untuk makan. Aku senang melihat mereka makan dengan baik. Setelah selesai makan, kami kedatangan orang tua Nuke, dan setelah itu kami bergegas untuk persiapan pulang. Satu persatu koper dan tas diletakan di ruang tamu, tanda kesiapan untuk pulang. Sekiranya jam 12 semua sudah siap untuk pulang, setelah sholat dzuhur kamipun pulang. Sebelum pulang sesi foto fotopun diadakan sekitar 10menit. 

Semua bergegas masuk bis dan duduk di seat masing masing. Perjalanan pulangpun dimulai. Kabut kelabu nenemani perjalanan kami turun dari puncak, hawa sejuk membuat hati sejuk pula. Diperjalanan menuju tempat Oleh-Oleh beberapa aktivitas dalam bis terjadi, diantaranya adalah dengar musik dan tidur. Aku memperhatikan teman temanku sejenak, kulihat Asma yang tidur dengan earphone ditelinganya, Meina dan Siti yang mendengarkan lagu, Keke dan Yulia yang sibuk dengan gadget, Nuke dan Aurel yang sedang fokus dengan gadgetnya pula.  Senda dan Tazkia yang sedang tidur, Olip dan Mega yang juga tidur, Amanah yang melihat keluar kaca, Syifa yang sedang buka aplikasi Snapchat, Tika yang melihat keluar kaca pula, Fachri dan Ojan yang tidur, Ule dan Patria yang saling bersandar, Taul yang tidur bersandar Fajri, dan Sofyan yang masih terbangun diantara orang sekitarnya yang sedang tidur. Dan aku yang memperhatikan mereka.

Sesampainya di Toko Oleh-Oleh, didekat taman wisata Matahari, beberapa orang stay di bis, dan beberapa berhamburan keluar. Aku, Asma, Syifa dan Tika bergegas ke toilet, seusainya aku dan Asma mencari Oleh-Oleh, sedangkan Syifa dan Tika membeli air di supermarket dekat sana. Setelah pembelian Oleh-Oleh dilakukan, kami bergegas kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan pulang.

Di bis, celotehan pun keluar dari mulut ke mulut, dan lawakan pengundang tawa yang tak henti di keluarkan, sampai bis seberang yang menjadi tumbal tawa bagi kami. Setelah suasana kembali tenang, kegaduhan singkat muncul, seorang temanku Fajri sepertinya masuk angin. Taul, Asma, Ule, Syifa dan Patria membantunya melewati masa sulit masuk angin, yaitu muntah. Setelah insiden Fajri, Asma pergi dari seat sebelahku, dan aku duduk seorang diri.

Aku terbangun oleh bau rokok Pak Supir yang sangat ingin membuatku muntah, aku melihat hilangnya Asma dan kulihat ia sedang tidur depan. Akupun kembali tidur. Dan ternyata, bau rokok itu juga membangunkan Asma, ia pindah seat belakang dan menemaniku sebentar, sebelum akhirnya ia berjalan jalan lagi.
Rombongan kami sampai pada pukul 6, tepat pada saat adzan maghrib, kupandang langit. Langit ini yang menjadi saksi bisu kenangan indahku bersama teman temanku 3 hari 2 malam ini.

3 Hari 2 Malam, Dimana aku, kamu, dia, mereka, menjadi Kita, bahu membahu menjadi keluarga, suka duka canda tawa yang sangat berarti setiap detiknya, kekeluargaan yang sesungguhnya tanpa memandang derajat sekolah, pintar atau tidaknya seorang teman persis seperti keluarga yang tidak membutuhkan status itu. sebuah kenangan putih abu yang sangat membekas sebagai kenangan indah, kenangan yang tak akan pernah terulang dua kali, perjalanan singkat yang menjadikan kita, KITA yang sesungguhnya, yang kuharap takan bisa kita lupakan, jangan pernah kita lupakan. Karena memang, kenangan itu tak mungkin terulang.

Singkatnya Jadi Kita (Bag. 2)

"Dan langkahku berhenti. nafasku seakan ingin berhenti pula, aku menangis di dalam diriku, kakiku terasa membeku dan berteriak bahwa ia tak sanggup untuk melangkah. Jantungku yang memastikanku tetap hidup terasa ingin membeku. Angin kencang yang bertiup seakan ingin meniup jiwaku pergi."

...

Hari kedua pun dimulai, aku bangun sekitar pukul 5 pagi, cuaca yang cerah mengawali pagiku ditemani udara segar, rencananya kami akan pergi ke Cibodas dan melihat Curug Cibeureum. Aku berjalan pagi sebentar mengelilingi area villa yang masih sepi seorang diri. Udaranya sangat sejuk. Ketika aku menutup mata mencoba menikmati udara pagi, terdengar suara samar memanggilku, akupun mencoba mengabaikannya, tapi suara itu sepertinya memanggilku lagi.

"Fira..." yap, untungnya itu adalah suara temanku Ule yang memintaku membantu membantu membuat sarapan. Akupun masuk dan memulai masak menu sarapan pagi, sedangkan yang lainnya masih dengan dunianya, Mega yang masih tertidur karena tidak bisa tidur pada malam hari, Asma yang mengghilang untuk berjalan pagi sejenak, adapun Fajri yang memutuskan untuk melanjutkan mimipinya di ruang tamu. Aku membuat nasi goreng dengan bumbu kocak yang sederhana, entah apa rasanya, yang jelas akupun tak bisa menikmati layaknya memakan makanan. Aku senang melihat mereka makan dengan baik, disaat aku tidak bisa menghargai maskanku sendiri.

"Jam 9 kita berangkat ke cibodas yaa" ucap Taul, selesai makan semuanya bergegas untuk menyiapkan perjalanan ke Cibodas. Sekitar jam 9 lewat kami berangkat dengan menyewa Angkutan Umum. Gerimis pun datang menemani perjalanan kami untuk menuju angkutan umun di depan kawasan Villa. Di Angkot, begitu kami menyebutnya, hujan datang seiring perjalanan menuju Cibodas yang katanya dekat itu. Dekat? Iya, Lumayan. Lumayan Jauh. Di Angkot 1 aku bersama Tazkia, Amanah, Tika, Syifa, Keke, Siti, Sofyan, Fachri, dan Ojan. Dan sisanya di angkot 2.
Sesampainya di Cibodas, cuaca lumayan tidak bersahabat. Rombongan 1 dan 2 bersatu kembali untuk bersama memulai perualangan hari ini. 

Gerimis pun datang dan pergi seiring dengan waktu yang berjalan. Masuk ke area Cibodas, kami membayar tiket masuk Rp.3000,- kami berjalan menuju kawasan air terjun, tujuan wisata kami di Puncak. Perjalanan dari Gate Welcome Cibodas menuju loket Air terjun Cibeureum lumayan melelahkan, kami pun sampai. Di Loket Air Terjun Cibereum. Kami dikenakan biaya Rp.18.500,-  untuk melihat air terjun Cibeureum. Dari loket terpampang syarat pendaki, dan menurutku kami benar benar tidak memenuhi syarat. Membawa air minimal 4 Ltr, 1 botolpun aku tak bawa. Jaket, obat obatan, ataupun apalah itu. Akupun tak bawa. Uang, Handphone yang menurutku sangat berartipun aku tak bawa. Yang kubawa hanyalah pakaian alakadarnya yang melekat pada tubuhku, kacamata yang kukenakan dan sepatu yang kukenakan. Jarak yang ditempuh untuk berjalan dari loket ke air terjun sekitar 2,8 KM. Bayanganku tempat menuju air terjun hanyalah jalan biasa yang dengan mudahnya dapat dilewati. Ternyata bayanganku salah besar.

Perasaan ketika sudah merasa berjalan berpuluh puluh kilometer, dan ternyata baru 0,8 KM. Ditemani angin kencang, hujan gerimis sampai hujan besar, dengan perbekalan yang sangat minim. Belum setengah perjalanan aku merasa sangat kedinginan. Sangat dan sangat kedinginan. Aku meminta temanku untuk sejenak beristirahat, cuaca yang mendingin perlahan menemani tiap langkah demi langkah menuju Air Terjun, bebatuan untuk kaki berpijak yang sangat tidak memungkinkan untuk ditempuh menggunakan kenadaraan menjadikan tempat ini sulit untuk didaki dengan pandangan lurus ke depan. Perasaan waswas akan terjatuh menghantui setiap langkahku. Jalan becek yang menanjat dengan bebatuan ini tidak mudah untuk aku lewati. "Fir, masih kuat gak?" Pertanyaan itu ditanyakan oleh temanku setiap kali aku ingin terjatuh. Setiap langkah kututurkan asma' Allah.

Dan langkahku berhenti. nafasku seakan ingin berhenti pula, aku menangis di dalam diriku, kakiku terasa membeku dan berteriak bahwa ia tak sanggup untuk melangkah. Jantungku yang memastikanku tetap hidup terasa ingin membeku. Angin kencang yang bertiup seakan ingin meniup jiwaku pergi. Aku berhenti. Teman temanku ikut berhenti, aku sangat lemah, kulihat mereka yang melindungiku, aku tahu mereka kedinginan sepertiku, tapi mereka tak selemah diriku. Asma memberikan jaket hitam milik temanku Patria, aku bersikeras tidak ingin memakainya karena aku tahu ia akan kedinginan juga. Akhirnya aku menerima tawaran itu karena keadaanku yang seperti ini tidak membiarkanku untuk menolak tawarannya. Aku memakainya dengan membalutkan tubuhku dengan jaket itu agar lebih baik.

Perjalanan dilanjutkan dan tersisa 1,2 KM lagi. Perjalanan ini terasa sangat amat panjang. Aku yang sudah membaik memberikan kembali jaketnya pada Patria, dan jaket itu digunakan untuk membalut Kamera SLR Fajri yang memorinya sudah penuh dengan batrai habis. Benakku pun bertanya, mengapa ia membawa kamera yang batrainya habis dan memori penuh untuk ikut perjalanan ini? Ternyata, ia punya alasan, ia takut kameranya akan hilang jika diletakan di villa, dan aku tertawa geli dalam benakku mendengar alasannya. Sambil jalan, aku dituntun oleh Asma yang memegang tanganku, ia memegangku erat seakan tak ingin membiarkanku jatuh, aku terus berjalan dan berjalan.

Dan untuk ke 2 kalinya, aku merasakan itu. Perasaan hampir mati, aku kira aku memang mati, hujan yang turun tak henti membuat ragaku sejenak berhenti membeku, membeku. Aku membeku aku perlahan duduk di atas kayu. Aku berteriak ingin pulang dalam hati. Hidungku benar benar tak bisa bernafas, apakah udara juga membeku? Tanyaku dalam hati. Asma memberikan syal dan minyak kayu putihnya untukku, Aurel berusaha menghangatkan tanganku, Nuke memeluk erat tubuhku dan Ule menyodorkan minuman untukku. Asma memintaku mengganti Cardiganku yang basah dengan jaket hitam tebal milik Patria, aku mengelak dan akhirnya mengganti cardiganku yang basah dengan Jaket hitam tebal milik Patria. Keadaanku membaik setelah berganti jaket. Tanganku yang dingin ikut dibalut dengan jaket Syifa yang sudah terasa dingin karena cuaca. Benakku bertanya, Bagaimana nasib SLR Fajri tanpa jaket Patria? Entah. Lalu, berangsur aku bisa merasakan nafasku lagi. Dan melanjutkan perjalanan dengan genggaman tangan Asma. Perjalanan yang kurasakan tanpa ujung ini membuatku senang ketika melihat jembatan batang pohon semen rata dengan jarak 3 inchi per bagian muncul. Tapi aku salah, lagi lagi ini bukan ujungnya.

Setelah berjalan lagi, kami sampai di sebuah aliran sungai kecil yang airnya bisa diminum, dan airnya mengandung mineral, Telaga Biru. Kami berfoto sejenak disana, dan melanjutkan perjalanan kami. Deru suara air menjadi alasan kenapa kami semangat melanjutkan perjalanan kami. Namun, hujan pun datang dengan derasnya, kamipun memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah posko, menunggu huhan reda kami beristirahat, minun dan memakan perbekalan seadanya.

Roti sobek yang dibawa musnah dalam hitungan detik, adapun coklat penunda lapar dibagikan per gigitan, disini aku merasakan kalau kami memang keluarga. Setelah hujan mereda, kami melanjutkan perjalanan Beberapa saat, ada seorang pendaki yang turun dan berseru "Semangat, sebentar lagi!" Yang membuat kami lebih bersemangat.

Dijalan, hujan kembali datang, Aku, Asma dan Syifa tertinggal Rombongan, Syifa yang membawa Jas Hujan menawarkan jas hujannya untuk dipakai bersama. Akhirnya aku, Asma dan Syifa bertemu rombongan kembali. Di perjalanan Suara air terjun mulai terdengar, suara itu terasa memanggilku untuk berjalan lebih cepat lagi. Perlahan tapi pasti. Akhirnya kami sampai pada tujuan wisata yang sesungguhnya, Air Terjun Cibeureum. Atau biasa disebut curug Cibeureum.
Curug Cibereum terdiri dari air terjun utama Curug Cibeureum, dan dua air terjun lain yang lebih kecil, Curug Cidendeng dan Curug Cikundu. Mataku seakan ingin mengeluarkan air mata bahagia. Akhirnya, Akhirnya sampai juga. Sangat dingin dingin sekali.

Perjalanan melelahkan 2,8 KM yang kami tempuh terbayar sudah dengan pemandangan air terjun yang sangat menyejukkan. Air terjun itu memanggilku untuk mendekatinya, perlahan aku mendekati air terjun itu seorang diri. Belum sampai pada panggilanku, Ule memaksaku turun, aku tidak mau, namun karena kalah suit aku menurutinya untuk kembali duduk dan hanya melihat air terjun dari kejauhan. Aku melihat teman temanku menggigil kedinginan, beberapa ada yang membeli minuman untuk menghangatkan tubuh, beberapa ada yang selfie pula. Tazkia yang kedinginan memanggilku danemintaku untuk memeluknya, akupun memeluknya karena pelukan adalah obat dingin yang sesungguhnya.

Hujan turun dengan derasnya dan membuat udara dingin hingga mensuk tulang. Beberapa saat setelah kami cukup puas melihat air terjun, kami memutuskan untuk turun, dan kembali. Perjalanan pulangku dituntun oleh Amanah dan Tika, ketika aku sudah kembali fit, aku berjalan sendiri Amanah berjalan lebih dulu. Dan rombongan kamipun terpisah menjadi 2 bagian.
Rombongan pertama yang jalan lebih dulu adalah Syifa, Asma, Aurel, Keke, Yulia, Siti, Mega, Meina, Tazkia, Shidiq dan Olip. Dan sisanya Aku, Tika, Ule, Taul, Nuke, Sofi, Ojan, Fajri, Patria dan Fachri. 

Aku bersama rombonganku berjalan lama, sambil menikmati keindahan alam. Tragedi sendal Tika putuspun terjadi ketika hampir sampai bawah.
Sesampainya di bawah rombonganku berhenti untuk sejenak melepaskan pegal dan beberapa ada yang pergi ke toilet. Hujan pun datang lagi, dan kami memutuskan untuk berteduh sejenak. Saat berteduh kami mengulang kembali cerita horor tadi malam yang terjadi, betapa lucunya kejadian tadi malam hingga lantunan lelucon Fachri yang menggelitik perut bermunculan. Hujan pun reda, rombonganku pun melanjutkan perjalanan untuk sampai ke Gate Welcome Cibodas. (SKIP)

Sesampainya di Gate Cibodas, kami harus menunggu angkot yang telah kami sewa sebelumnya. Angkot kuning yang akan menghantarkan tujuan ke Villa kami tak kunjung datang. Hujan yang makin lama menderas membuat aku dan rombonganku kedinginan. Ternyata kami masih ditunggu oleh seorang teman kami, Senda. Entah kemana dan dimana ia sekarang, ia menunggu kami dan kami menunggunya. Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya ada seorang supir angkot yang mengenali kami. Ternyata ia adalah supir angkot yang sudah dipesan dan meninggalkan kami karena terlalu lama menunggu dari jadwal perjanjian. Ia bilang ada seorang teman kami yang menunggu, tak ayal lagi itulah Senda. Kami dibawa ke tempat Senda berada sedari tadi. Setelah akhirnya bertemu Senda, rombongan kamipun pulang ke villa.


Diperjalanan menuju villa, kami semua kedinginan, dan sesampainya di villa kami bergegas untuk membersihkan diri. Rombongan 1 pun yang sudah sedaritadi datang masih mengantri kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku makan mie, dan setelahnya aku bergegas kekamar untuk merebahkan kakiku dikamar. Hari ini Sungguh perjalanan yang sangat panjang. Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang malam ini, bisakah?
Malam ini adalag malam terakhir aku bersama teman temanku di Puncak, 2 hari yang aku lewati sangatlah terasa begitu panjang bersama mereka. Malampun datang, sebelum tidur aku bercengkrama singkat dengan Syifa di Luar villa. 

Sekitar pukul 8 aku masuk kamar, dan merebahkan badanku. Suara kegaduhan Olip sama sekali tidak terdengar malam ini, dan kurasa malam ini malam tenangku, kurasa begitu. Sebelum akhirnya, aku terbangun dari tidur tenangku, aku melihat yang lain masih tertidur dan pintu kamar mandi yang terbuka, aku mulai menutup mataku lagi tapi kurasa ia tak mau menutup. Keke bangun, Amanah pun terbangun, kakiku yang sangat pegal ini terasa berteriak. Kulihat sekitar, dan aku baru menyadari bahwa banyak teman kamarku yang hilang. Mereka adalah Taul, Nuke, Asma, Mega, dan Ule. Keke dan Amanah yang terbangun kembali tertidur, beda halnya denganku yang tak bisa kembali tidur. 

Aku memutuskan pergi ke luar kamar untuk meminum air hangat, setelah itu kurasa toilet memanggilku, perlahan ku sentuh kaki Mega untuk memintanya menemaniku ke toilet, syukurlah ia mau dan menemaniku. Kutanya padanya pukul berapa sekarang, "sekarang masih jam 1 Fir" jawabnya. Pikirku sekarang sudah jam 4, ternyata aku salah. Aku ingin kembali ke kamar, lagi lagi aku takut karena pintu toilet yang tak bisa di tutup. Aku menunggu kantukku datang sambil duduk di ruang tamu. Disana aku melihat Asma, Ule, Miftahul, Nuke, Patria, Fachri dan Fajri yang sedang tertidur lelap. Mega kembali tidur dan aku masih tak bisa tidur, menunggu kantuk di sini kurasa lebih baik, kutaruh kepalaku di atas bangku dan kupejamkan mataku perlahan. 

Aku terbangun, dan melihat sekeliling. Tiba tiba lampu mati. Aku kaget dan sontak memanggil Ule yang berada di depanku. Namun, yang terbangun adalah Asma. "Asma, tadi mati lampu" kataku pelan, dan ia menjawab, "kemarin juga gitu fir" ia pun kembali melanjutkan tidurnya, aku meletakan kembali kepalaku dan menunggu kantuk datang di ruang tamu. Akhirnya kurasa aku harus kembali ke kamar dan memejamkan mata ditempat yang seharusnya, aku tertidur pulas hingga akhirnya aku terbangun kembali pukul 5.30 pagi. Disitulah malam terakhirku bersama teman temanku di puncak berakhir.

Singkatnya Jadi Kita (Bag. 1)


"...Ditengah pengirisan jagung, lampu tiba tiba mati, beruntung ada seseorang yang menerangi kegiatan mengiris jagungku ketika keadaan gelap. Setelah lampu hidup kami melanjutkan kegiatan kami. dan ketika menyiapkan alat alat untuk memasak, "Dug." Suara horror terdengar." 

...

Hari itu hari sabtu, hari yang mungkin akan dimulainya sejarah bahagia masa SMA. Pagi aku terbangun, bukan karena alarm, morning call toilet, ataupun dibangunkan. Tapi karena bunyi whatsapp grup Poncok yang sudah berbunyi sedari pagi buta. Grup itu sengaja dibuat oleh anak kelasku untuk orang yang ingin ikut bagian dari sejarah 3 hari 2 malam di Puncak, Bogor. Aku menyiapkan segala keperluanku setelah sholat shubuh, termasuk mental. 

Sebelumnya rencana keberangkatan jam 5 pagi batal karena adanya pengambilan rapor pada hari sabtu ini. Jadilah diputuskan untuk berkumpul pada pukul 11 dan berangkat pada pukul 12 setelah sholat dzuhur.

Pada jam 9 pagi aku telah siap dengan koper berisi baju dan ransel berisi keperluan pribadi, jam 10.30 aku berangkat dari rumah menuju tempat berkumpul, yaitu Masjid di Tol baru Petukangan. Setibanya aku melihat beberapa anak  yang sudah sampai lebih dulu, ada Meina, Siti dan Patria. Selagi menunggu, mulailah datanglah satu persatu temanku dengan wajah excitednya.

Setelah semuanya berkumpul kami sholat dan menunggu bis, bis yang dijadwalkan sampai jam 11 tidak kunjung datang. Pergabutanpun dimulai. Sekitar jam 2 lewat bis baru datang, kamipun bergegas masuk dan duduk di seat yang sebelumnya telah ditetapkan dari pengundian. Di bis aku duduk bersama Asma di baris ketiga, seberang kananku ada Keke dan Yulia dan belakangku ada Meina dan Siti. Perjalanan di bis berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Aku melihat wajah wajah temanku saat tidur disaat seperempat perjalanan. Di bis aku bercengkrama singkat dengan Asma sebelum akhirnya kita memutuskan untuk tidur juga. Ketika aku sedang tidur lelap, aku dikagetkan dengan terbukanya tiba tiba pintu didepanku dan masuknya penjual tahu sumedang ketika berlakunya one way, sontak akupun kaget dan terbangun. Perjalananpun dilanjutkan ketika one way sudah dibuka.

"Ah udaranya segar sekali" ucapku ketika membuka jendela bis, Asma memulai perjalanan gabut di bis dengan berjalan ke depan dan ke belakang sampai akhirnya ia berhenti ketika menginjak mesin panas sambil bertelanjang kaki di bagian depan bis.
  
Jam 5.25 sore kami sampai di villa tujuan kami di kawasan Kota Bunga, Puncak Bogor. Kami telah disambut oleh 2 orang teman kami yaitu Shidiq dan Senda yang sebelumnya sudah sampai dengan menggunakan motor. Udara yang jauh dari polusi di Jakarta membuat nafas ini terasa sangat sejuk dan meninbulkan perasaan bahagia. Pembagian kamarpun dilakukan, aku dan Asma, Amanah, Tazkia, Syifa, Tika, Taul, Ule dan Nuke mengambil bagian di kamar atas dengan 1 kasur, sedangkan Mega, Aurel, Meina, Yulia, Siti, Keke di bagian bawah dengan 2 kasur, dan ber AC. Sedangkan nasib 8 anak laki laki tidur di ruang tengah, yaitu Olip, Fachri, Fajri, Patria, Ojan, Sofyan, Senda, Shidiq.

Aku mandi sore ditemani dengan Tika dan Taul yang berjaga di depan kamar mandi yang tak bisa dikunci. Setelah mandi pembagian kamar diubah lagi, dengan keputusan akhir kamar bawah untuk perempuan, dan kamar di atas untuk Laki laki. Villa ini di lengkapi wifi, tak ayal beberapa anak sibuk dengan gadgetnya. Sekitar habis sholat maghrib Masak masak pun dilakukan aku mengambil bagian Jagung Tumis Kecap untuk lauk, dan beberapa anak laki laki ditugaskan untuk membuat bara api untuk acara bakar bakar kami. Ditengah pengirisan jagung, lampu tiba tiba mati, beruntung ada seseorang yang menerangi kegiatan mengiris jagungku ketika keadaan gelap. Setelah lampu hidup kami melanjutkan kegiatan kami. dan ketika menyiapkan alat alat untuk memasak....

"Dug." Suara horror terdengar, itu adalah suara jatuhnya jagung dari baskom ke lantai. Sontak aku dan Ule pun kaget dan reflek membersihkan jagung. Jagung tumis selesai pada pukul 7.30 malam, sedangkan Bara api belum juga menyala. Nasib nasi yang ada di Rice Cooker pun dalam tanda tanya besar karena sempat terjadi mati lampu. Horror selanjutnya adalah Nasi aron. Nasi yang dimasak masih keras. Dan proses pengaronan nasi menjadi nasi sesungguhnya di mulai dikompor. Karena tugasku memasak tumis jagung sudah selesai aku masuk kamar dan merebahkan kaki sejenak, belum lama setelah aku masuk ke kamar dan merebahkan kaki, Keke, Meina, Aurel dan Yulia berteriak keluar karena cerita horror entah darimana asalnya, akupun ikut keluar. Sementara itu, Bara api baru menyala setelah pengaronan nasi selesai, kegiatan bakar bakar dengan alat seadanya pun dimulai. Setelah semua menu selesai dibuat kami memulai kegiatan makan malam bersama, setelah itu kami sholat dan memutuskan untuk beristirahat. Kamipun masuk kamar masing masing dan tidur.
Sabtu malam minggu ini belum benar benar dimulai.  Pintu kamar mandi kamar bawah yang tidak bisa tertutup dengan benarpun menjadi horror berikutnya. Posisi kamar bawah adalah Girls Area, dan kamar atas adalah Boys Area. Ketika lampu telah dimatikan kami mengmbil posisi tidur masing masing, aku belum bisa tidur karena mataku terus tertuju pada kamar mandi. Entah kenapa aku takut. aku melihat ke Syifa, Ule, dan Asma sudah tertidur dengan tenangnya. Di kasur aku tidur bersama Keke, Yulia, dan Mega. Aku tidak bisa tidur, begitupun mereka, di posisi bawah ada Meina, Aurel, Siti, Taul, Nuke, Amanah, dan Tika. Sekitar jam 12 malam, Horror sesungguhnya dimulai. dengan dimulainya suara gaduh dari atas menuju bawah yang dibuat anak Laki laki. Sontak mereka yang sudah tidur pun menjadi bangun, dan yang bangunpun tak bisa tidur. Kamipun keluar dan memastikan apa yang terjadi.

"Ada yang ngetok pintu kamar" ucap seorang temanku Olip. Anak laki laki yang lainpun ikut turun, dan menceritakan kejadian horor yang terjadi. Mega dan Tazkia yang tidak percaya dengan cerita picisan itu membuktikan kebenarannya, dan beberapa saat Mega berlari turun disusul oleh Tazkia yang berjalan santai dengan earphone di telinganya. Mega kembali menceritakan apa yang terjadi pada pintu kamar atas yang tiba tiba terketuk. Setelah diteliti lebih lanjut oleh Syifa, ia mengatakan bahwa segalanya terjadi karena perasaan takut, dan tidak ada apa apa. Semuanyapun kembali ke kamar semulanya, dan... Olip lagi lagi membuat kegaduhan, ia menarik selimut dari atas ke bawah dengan tujuan ingin tidur di ruang tamu.

"Cepetan Jri" ternyata ia tidak sendirian. Terlihat batang hidung Fajri, yang ingin dia ajak untuk tidur bersamanya di ruang tamu. Syifa menuturkan bahwa tidak ada yang harus ditakutkan dan menyuruh mereka kembali keatas. Dengan patuh Olip pun menurut. Semuanya kembali ke tempat semulanya, ketika aku baru mencoba menutup mataku.

"Gdebag gdebug" suara orang berlarian dari tangga atas ke bawah. Siapa? Lagi lagi Olip. Ia mengetuk pintu kamar perempuan, masuk dan menceritakan apa yang terjadi. Setelah berkoordinasi, ia pun kembali ke kamarnya dan suasana kembali kondusif. Akupun tidur dengan bersiaga tudung dikepalaku, untuk mencegah kembalinya Olip yang secara tiba tiba yang menerobos masuk kamar perempuan.

Ditengah sunyinya malam yang berangsur pagi... "tok tok tok.." suara ketukan pintu bawah pun terdengar, "Sip, Sipa..." Suara Olip yang memanggil Syifa, lagi lagi Olip. Ia datang meminta bantal karena ia berdalih tak bisa tidur tanpa itu. Aku memutar Qur'an surah Al Baqoroh di ruang tamu agar suasana bisa lebih tenang. Sekitar jam 2 pagi kami semua tidur dengan tenang. Sedangkan Mega belum bisa tidur, ia pergi ke ruang Tamu dan memilih tidur disana.  Malam pertama yang terasa Sangat panjang. Dengan Lantunan Qur'an yang menemaniku tidur membuatku tidur dengan tenang.

Selasa, 18 Agustus 2015

Tahun Pertama di SMA bag. 2 ( SMA Muhammadiyah 18)

ASSALAMUALAIKUM:*
balik lagi nih.....
Pengen nyambung cerita masa sma tahun pertama... :")

Di tahun pertama SMA.... banyak banget hal yang bikin aku senyum.... dan gak jarang juga hal hal yang bikin aku sedih.... ditahun pertama ini, aku masuk kelas x ipa. Ketemu sahabat sahabat baru yang bantu ngisi kebosenan dikelas, cerita cerita sama temen temen, gak ngumpulib tugas bu nina ngamuk(?) maju satu satu jelasin bagian mata pas fisika, ngePresentasiin Kimia cuman bertiga sama zuni sama susan karena ayu gak masuk.... susan kebawa tali proyektor karena kelangsingan(?), pokoknya banyak hal yang gokil dan bikin aku seneng banget.... :")

Nah, balik lagi ke kelas... biasanya kalo ga ada guru kosong, yang kita lakuin adalah... ngobrol, curhat, denger lagu, selfie, makan, nyanyi(?), nulis nulis ga jelas, sampe tidur. Nah aku sama susan yang kebetulan sama sama kipop.. suka banget bahas kipop bareng... jadi MC MCan.. (?) dia taeyeon aku Yoona (?) LOL hahaha xD itu masa masa yang ga bisa dilupain... (masa ga ada guru di kelas)

Berbagai macam hal kecil bisa jadi cerita yang panjang kalo kita lagi ngumpul bareng (susan, zuni, ayu, jihan, inun) ... jihan dan ainun kafang lebih memilih tiduran sambil denger musik kali lagi freetime. Dan yang aku inget adalah... Jihan = Paramore , Ainun : Greyson Chance, Nicki Minaj, 5 SOS dan saudara saudaranya(?)

Ada hari yang paling aku benci sekaligus aku suka... Hari jum'at. Hari dimana ada B. Inggris.. sebenernya ga ada masalah sama pelajarannya.... tapi.... Sama PRnya... tangan dibuat keriting buat ngetranslate 5 lembar bolak balik LKS. Dan itu sumpah berkenang banget.... :"""D

Waktu di SMA Muhammadiyah 18 kalo lagi freetime ga berasa, karena cepet banget. Waktu ga ada guru adalah waktu emas di sekolah... :") beda kalo lagi penat penatnya belajar dan guru gak keluar keluar... dan biasanya buat yang ga betahan, suka banget buat izin ke kamar mandi(?) entah cuman mau ngaca, atau cuci tangan yang penting keluar kelas. Dan itu aku banget.

ada beberapa guru yang betah banget dikelas, dari masuk sampe berakhir pelajaran dia... dia ga mau keluar.... ADA. dan itu kadang ngeselin, kadang bikin cinta:"))

Waktu SMA kelas 1 ini berharga banget buat aku... balik lagi waktu masa mos, bikin surat cinta dan isinya najis banget, ampe dikira suka beneran(?), pokoknya kacau.

Tahun pertama ini bener bener tahun yang paling aku sayang, dimana belajar gak terlalu serius dapet ranking lumayan, dapet banyak sahabat, ketawa lepas, no fake smile kecuali kalo lagi dibutuhkan(?) pokoknya tahun terbaik dalam sejarah SMA. :")

Teman teman di SMA Muhammadiyah ini gak akan bisa aku lupain, dari temen 1 kelas, sampe bececeran kelas lainnya...

Amalia Chairunnisa, dari jeddah yang pinter matematika, baik anaknya dan kadang tingkahnya lucu xD segeng sama Alsya Pratiwi yang gak kalah pinter matematikanya, cantik banget orangnya;;3, sama Fithra Dinnilah hahaha guru guru suka bilang namanya kayak nama anak laki laki... tapi emang sih suaranya kayak anak laki laki wkwkwk xD gede bangett ! Cantik, baik, suka bantu ngabisin makanan  hahaha xD dan monica chintya octari;;3 monmon dari pekanbaru, inget youngman terus kalo liat dia:"") monic baik, dan pinter matematika juga;;) itu adalah basis Gawl(?) B) tapi mereka mereka itu bener bener baik orangnya:") kangennn:")

Ada juga basis Gaul, Kocak.
Mahahaha xD isinya orang orang badai dari basis BQ, wkwkw xD BQ Andika Rinjani (orang lombok yekan) canss, gawl, badannya bagus:3 Nuraini Tri Pusparani, seperjuangan sama BQ, cans juga, mirip Kaha(?):"))) imut, pacarnya Adit(?) B) Syifa Hazhirah, sipa yang suka pake lipstik warnanya bagus bangettt;;) cantik, perfeksionis wkwkw xD Prita AnisaMarta RAPIH BANGET INI ANAKNYA XD tertata dengan baik(?) xD dan Daffa, Daffa Felianata, anak baru yang imut imut xD

Ada yang no basis(?) kemana aja ayooo B)
yaitu Geralda stella syadiva, dan Thifal aulia Khairunnisa, dua duanya cantiiiik banget... geral itu alisnya cetarrr, tipal soflennya ganti ganti mulu xD cantik dah ah mereka xD

Nah basis yang lainnya coming soon...

Wkwkwkw xD
Pokoknya tahun pertama sekolah Di Muhammadiyah 18 Jakarta ini bener bener ngasih cerita buat hidup aku, ngukir kenangan indah yang kuharap gak akan pernah rusak:")
Oke sambung nanti lagi ya kawan:"")

I MISS YOU ALL...:"(

Tahun Pertama SMA bag. 1

ANNYEONG.
Pengen singkat cerita tentang tahun pertama di SMA.... :") 

Dapet nem yang ga gede bikin susah masuk negeri... PASTI. Entah salah dimana... yang pasti UN SMP kemarin itu kayaknya rekayasa banget. 
Bukannya gimana gimana... aneh aja gitu, aku yang benci banget sama pelajaran matem.. nilai bisa sampe 8,75...... bahhh dan aku yang suka banget sama IPA... bisa kecil bet nilainya. Alhasil rata rata cuman dapet 7,1 an.... berasa bego banget. Ditolak di SMA negeri jakarta dimana mana..... sakit hati ya.. tapi ya... bawa seneng aja. 

Akhirnya aku daftar di SMA swasta di daerah cidodol, namanya SMA Muhammadiyah 18, Allah emang baik banget.... disana aku suka banget sama segala halnya(?)... makanan(?) temen, guru(?)... tapi... ada yang ga aku suka... Fisika. Hahahaha aku nyobain kurkum 2013 di tahun pertama. Rasanya mantap. Langsung penjurusan

Di muhmammadiyah 18... aku punya banyak sahabat, Susantika Kumala Dewi (susan), Zuni Dwi Maharanisri Rahayu(junjun), Ainun Rahmawati ( inun), Tati Najihan (jisha), dan Ayu Ni Putu Handayani(mbak yuu). SAYANG BANGET SAMA MEREKA... :"( kita ada yang namanya hari mie ayam (setiap hari kamis) harganya dulu cuman 6 rebu dan ENAK BANGET. Setiap abis olahraga kita biasanya beli mie ayam, sukabpake sambel yang banyak sampe bibir jontor dan abis itu selfie(?) BAHAGIANYA JADI ANAK ALAY... B) inget banget kalo aku ngambil cabe banyak banyak itu suka ditegor sama ayu... seneng deh diperhatiin(?) :") susan suka pedes tapi suka pake saosnya... :" kangen banget masa masa makan mie ayam bareng di dosq 18 (nama kerennya coy)..

Kalo soal gurunya.... gak diragukan lagi... wali kelasnya Namanya Bu Asri... ngajar prakarya, dan dia itu orangnya BAIK BANGET... :") suka dikasih nilai bagus sama bu asri... :" Bu Herni guru kimia nya, walaupun agak seram... tapi bu herni itu sebenernya baik banget.. :) bu nina guru biologinya.... orangnya khas banget xD kalo ngomong nadanya suka bangett XD dan... kalo marah.... wow xD tapi dia marah karena sayang... bukan karena benci:")) kalo guru fisika nya..... namanya bu Widya...dia masih sekolah di UIN kalo gak salah(?) bu widya kalo nyampein materi itu lucu... dari sindong ke sindong(?) kadang kepikiran ShinDong Super Junior(?) hahaha xD pokoknya seneng deh sama guru guru eksaknya... :) oh iya... buat matematika, kita ada dua, matematika peminatan (ipa) sama Matematika wajib... dan itu di ajarin sama bu Hj. Wara... gurunya murah senyum dan baik sekali... :") 

Sebenernya masih banyak cerita tentang SMA Muhammadiyah 18 Cidodol, tapi aku harus ngerjain fisika dulu:""3 besok dikumpulin... BYE..



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...